Angin sampaikan rasaku ini padanya...
Entah begitu terasa berat memendam perasaan...
Tak sanggup lisan ini tuk berucap...
Bahwa sesungguhnya di dalam hati ini terselip akan namanya...
"Dia..."
Seorang lelaki rupawan...
Yang entah sedari kapan tlah mampu menembus relung hati yang kokoh akan tembok...
Tatkala jantung ini bergetar ketika Rupa itu menatapku lebih dalam...
Akubmerasa bahwa takdir Allah itu Benar adanya...
Seringkali mimpi menyergap datang menemaniku dalam sepi...
Betapa terkejutnya aku,bahwa dirinya ada di dalam mimpi indahku...
Dengan penuh teka-teki menerpa batinku...
Indah memang indah jika semua itu menjadi nyata adanya...
tapi mimpi hanyalah bunga tidur...yang mana hanya pelipur lara hati yang tengah kosong ini...
Akan tetapi harapan ini,tetap ku berdoa meminta agar kau-lah yang menjadi paangan tulang rusukku di kehidupan nanti...
Hanya dapat mencintaimu dalam diamnya malam,dalam hembusan nafas seiring angin membawa harapan itu terbang diatas awan,dalam indahnya cinta sejati Karunia Sang Illahi....
skenario Tuhan itu indah
Kamis, 17 September 2015
Kutinggalkan dia karena DIA
Wahai engkau calon imamku,,,
Sejauh apapun pengembaraanmu,,,
Akulah tempat berlabuh untuk menyempurnakan agamamu,,,
Ke mana pun kaki ini melangkah,
engkau adalah alasanku untuk segera pulang...
Cinta itu bertanggung jawab,
Tegas tanpa kebanyakan alasan.Titik...
Aku sedang memantaskan diriku untuk kamu calon imamku,
dan calon ayah dari anak-anakku nanti...
Ya Allah,jika diriku jatuh hati,izinkan hati ini tersentuh seseorang yang hatinya terpaut pada-MU,
Agar diriku tak jatuh ke dalam cinta yang semu...
Nanti...ada seseorang yang mencintaimu,
yang tidak sabar untuk menghabiskan hari tuanya bersamamu,tanpa ragu,tanpa berpikir untuk berpindah ke lain hati...
Nanti...akan ada seseorang yang mencintaimu,yang mantap menggenggam tanganmu saat berikrar sumpah setia tanpa ingkar...._@duniajilbab
Senin, 14 September 2015
skenario Sang Khalik itu Indah
Tak pernah terbesit di hatiku untuk melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren. Yang aku tahu dan yakin bahwa pilihan kedua orangtuaku dan ALLAH SWT pasti tak kan pernah salah. Semua ini mungkin sudah menjadi takdir ALLAH SWT dalam perjalanan hidupku.
Saat kelas 4SD aku sudah dituntun Allah untuk dibekali ilmu agama di suatu Pondok Pesantren yang dikenal dengan sebutan As-Syuhada.Awalnya aku merasa kesulitan bersosialisasi dan memahami mata pelajaran di sana. Tetapi aku tetap menjalaninya,walaupun terasa sulit aku percaya yang aku jalani pastilah akan memberikan manfaat di kehidupanku nanti.
Di Pesantren As-Syuhada aku jalani selama tiga tahun. Artinya aku menimba ilmu di sana dari kelas empat sampai kelas enam SD. Setiap sore setelah menuntut ilmu di SD, aku mengayuh sepeda ke Pesantren As-Syuhada. Sedikit pun aku tak pernah mengeluh dengan aktivitasku ini. Aku betul-betul menikmatinya.
Tepat di tahun 2007 aku lulus SDN Pelaihari 2 sekaligus aku juga lulus di Pondok Pesantren As-Syuhada. Setelah lulus, aku diajak oleh orang tua untuk survei ke beberapa pondok. Mungkin orang tuaku berpikir dengan mengajakku melihat beberapa pondok yang ada di Banjarmasin dan banjarbaru, akan tumbuh minatku untuk melanjutkan sekolah di sebuah pesantren. Dan ternyata, trik orang tuaku cukup ampuh. Aku akhirnya tertarik dengan salah satu pondok yang kulihat. Semua ini di luar dugaanku.
Dengan ucapan “Bismillah...”ku ayunkan kaki menembus gerbang Pondok ilmu dunia- akhirat, yaitu Pondok Pesantren Darul Hijrah Putri. Sedikit pun tak ada lagi keraguan di dalam hatiku.Aku semakin optimis setelah langkahku semakin jauh memasuki Pondok Ilmu tersebut. Perlahan senyum manis pun mulai terukir di bibirku,saat berpapasan dengan santri lainnya,dan ku coba untuk menyapa dan memperkenalkan diri.Thats right friend,my first day at boarding!!! ^_^
Hari itu,adalah hari dimana aku melakukan segala aktivitas tanpa keluarga,yang ada hanyalah teman.Aku ditempatkan di asrama Umi Hani tepatnya kamar 2.Di kamar itulah aku banyak mendapatkan teman dari berbagai daerah. Akupun mulai belajar beradaptasi dengan mereka.Seiring berjalannya waktu,kebersamaan kami semakin erat,suka duka kami jalani bersama.Namun, hal yang tidak kami inginkan pun terjadi. Keakraban,kebersamaan yang selama ini terjalin begitu eratnya harus dipisahkan dengan yang namanya “rotasi perpindahan kamar”.Tidak ada yang bisa kami perbuat, ini sudah menjadi aturan pondok yang harus kami taati. Tetesan airmata mulai tampak di wajah kami saat perpisahan itu terjadi.Yaah,walaupun perpisahkan ini hanya dibatasi oleh ruang yang berbeda dan jarak asrama yang berjauhan.Namun, itu menjadi suatu kesedihan tersendiri yang aku rasakan.
Perlahan,aku mulai beradaptasi kembali dengan teman baru dari berbagai daerah.Tentunya kesedihan kami mulai surut,saat kami menyadari hikmah dan berkah dari rotasi perpindahan kamar setiap satu semester.Yaaa,aku mulai bisa mengambil hikmahnya,yapp tentunya dengan begini aku mendapatkan teman yang lebih banyak dari sebelumnya.Kemampuan bersosialisasiku pun tentunya terus berkembang.
Tak terasa 2 tahun sudah ku jalani hari-hariku di pondok,sampai suatu saat aku mendapatkan suatu masalah yang sangat membuatku tertekan.Saat itu, teman akrabku entah kenapa malah menjauhiku,aku mulai merenungi kesalahan yang pernah aku perbuat,lalu aku meminta maaf. Setelah kejadian itu, batinku bukannya mnjadi tenang, aku merasa batin ini semakin terasa sakit.Sampai akhirnya aku izin pulang ke rumah nenek. Di sana aku langsung menghubungi kedua orangtuaku.Aku menangis sejadi-jadinya di telpon. Saat berbicara dengan ibuku, perasaan sedih tak dapat aku bendung saat itu hatiku betul-betul sakit.
”Sabar sayang,mama yakin kamu pasti bisa mengatasi hal ini .Jika kamu sedih cobalah baca ayat suci Alqur’an, yakinlah batinmu akan tenang.” Terdengar suara lembut ibuku dari kejauhan.
Tangisku semakin meledak ketika ku dengar suara lembut ibuku.
“Tapi Bu.., aku sudah gak tahan lagi,aku mau pindah..aku mau pindah!” Desakku.
“Iya…masalah pindah nanti kita bicarakan saat mama ada di pondok. Saat ini yang bisa kamu lakukan tenangkan dulu dirimu, ambil air Wudhu dan bacalah Al-Quran.” Ibuku kembali mencoba membujuk sekaligus menenangkanku.
“ Janji ya Bu…! Pintaku
“ Iya…sekarang coba kamu lakukan apa yang ibu nasihatkan.”
“Iya, Bu. Maafkan Veony ya Bu. Veony sudah terlalu banyak menyusahkan Ibu.”
“ Iya…”
“Assalamua’laikum…”
“Wa’alaikum salam.”
Aku bergegas mengambil air wudhu dan mengambil Al-Quran. Entah berapa lama aku membaca “surat cintanya Allah” . Aku betul-betul merasa tenang. Masalah yang menghimpitku sudah tidak kurasakan lagi. Setelah itu, aku pun tertidur.
3 Tahun berlalu....Apa yang terjadi teman,,,???”
Aku tetap melanjutkan pendidikanku di pondok. Siapa yang sangka, aku menghabiskan waktu menuntut ilmu di pondok sampai jenjang SLTA? Itu artinya, aku menuntut ilmu di pondok Darul Hijrah selama 6 tahun. Memang takdir ALLAH SWT itu adalah yang “TERBAIK”.
Mungkin yang menjadi pertanyaan mengapa aku bisa berubah pikiran ingin melanjutkan pendidikan sampai 6 tahun di pondok? Alasannya mungkin agak sedikit lucu dan aneh, maklum masih usia belasan tahun. Alasanya karena aku ingin merasakan jadi kaka tingkat OSDA, ingin dipanggil ukhty, dan lagi aku ingin merasakan menghukum orang karena suatu kesalahan. He…he alasanku tidak saja lucu dan aneh, tapi juga agak serem ya..? Kedengarannya sih, seperti itu ya teman. Tapi …jangan salah sangka dulu. Walaupun aku ingin sedikit serem, tapi …ternyata mukaku gak bikin adik tingkat takut.
Saat aku SMA kelas 11 ,aku terpilih menjadi Ibu kamar bagi murid baru loo. Awalnya ku kira jadi ibu kamar itu suatu hal yang melelahkan dan membosankan,tetapi setelah aku jalani “Woww its amazing, seru bangett guys...” Akrab dengan anak kamar, dan bayangin setiap Minggu, saat para murid baru dikunjungi sama ortu atau wali mereka, aku juga mendapat cipratan kebahagiaan tersendiri guys. Aku selalu mendapatkan “buah tangan” atau oleh-oleh dari anak kamar
Yaa mungkin itu sebagai tanda hormat dan sayang mereka pada ibu kamar. Menyenangkan pastinya,tapi eitzz jangan salah paham dulu yaa,,aku bukan ibu kamar yang matre loo,hehehhe tapi aku menerima dengan senang hati jika ada yang memberi.
Kalian tau guyss,, ada pengalaman yang tak terlupakan saat aku dan teman seangkatanku mengadakan acara akbar yaitu Panggung Gembira. Namanya juga “panggung”, tentunya haru sbikin panggung doing. Nah untuk bikin panggung, tentu yang lebih dahulu dikerjakan adalah bikin fondasi.
Nah, tahu gak? Untuk bikin fondasi panggung, santriwati yang punya otot baja dan tulang besi yang akan dikontrak oleh panitia. Maklum, santriwati ini harus mampu menancapkan beberapa bambu yang panjang dan besar sampai betul-betul bisa berdiri tegak.
Kebayang gak gimana sulitnya???”Jangan khawatir guys, pastinya mendirikan bambu gak sendirian,kami mendirikan bambu bersama-sama. Dengan menyatukan tekad, kekompakan, kekuatan, semangat, kerjakeras, dan tanggung jawab, aku dan teman lainnya akhirnya MAMPU mendirikan panggung 3 dimensi di lapangan ,tepatnya di depan asrama Umi Hani. (Wah! Pengalaman ini gak bakalan kamu temukan di sekolah lain. Ini hanya ada di pondok aja guys)
Di acara itu, Alhamdulillah, aku dipercayakan untuk ikut tampil di beberapa pertunjukan, di antaranya Madihin, Kabaret, Rudat, dan Tearikalisasi Puisi. Wow! aku gak pernah menyangka bisa ikut tampil di acara agenda tahunan pondok itu.
Sampai akhirnya, kelulusan pun sudah di depan mata, sebentar lagi aku resmi menjadi seorang Alumni Pondok Darul Hijrah Puteri. Alhamdulillah, seluruh angkatanku yang dikenal dengan sebutan “ GRASYRIEZ 14” dinyatakan lulus.
Ada beberapa teman yang melanjutkan di UNLAM, IAIN, UI, UGM,UNIBRAW, UMM bahkan ada yang ke YAMAN. Aku sendiri waktu itu ikut tes yang diadakan oleh TAZKIA BOGOR untuk anak santri. Ada beberapa santri yang lulus tes tersebut, salah satunya aku.
Mulanya orang tuaku keberatan untuk melepaskan aku kuliah ke Bogor. Namun dengan sholat istikharah, akhirnya Allah memberikan petunjuk untukku. Aku diizinkan untuk kuliah di Bogor. Bekal selama menjadi santri di darul hijrah menjadi alasan kedua orang tuaku untuk rela melepaskanku dalam jarak yang cukup jauh.
Di kampus ku yang sekarang ini STEI TAZKIA, ada beberapa organisasi dan UKM yang ada, aku memilih mengikuti Organisasi Lembaga Dakwah Kampus,Madina atau Jurnalistik,dan Restart Seni.Ya,aku ingin Organisasi yang aku ikuti di kampus bakalan bermanfaat nantinya ketika aku terjun ke masyarakat. Aku mulai berpikir,dengan mengikuti banyak organisasi,perlahan aku semakin bisa bersosialisasi.
Aku bisa seperti ini, tentunya tidak lepas dari pengalaman yang sudah kuperoleh sewaktu di pondok. Semua karena bimbingan, didikan, dan ilmu yang kudapatkan dari Pondok. Banyak hal yang kudapatkan di pondok bisa kuterapkan di lingkungan kampusku.
Aku sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari santri Pondok Darul Hijrah Putri. Sekarang aku betul-betul bisa merasakan banyak hal yang bermanfaat yang bisa kuterapkan dalam kehidupanku saat ini. Baik dalam hal tanggung jawab, kerja sama, kekompakkan, kedisiplinan, tenggang rasa, terlebih lagi dalam hal agama. Tak perlu diragukan lagi, PONDOK DARUL HIJRAH PUTRI benar-benar sebuah lembaga pendidikan yang tidak saja membekali santrinya dengan berbagai ilmu agama ,tapi juga IPTEK dan ilmu-ilmu lainnya sehingga mampu membentuk santri yang cerdas,berkualitas, berwawasan luas, dan santri yang berkarakter.
Pepatah mengatakan “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang ke tepian” itu lah pepatah yan paling tepat untuk santri yang ingin sukses. Jika kita menuntut ilmu di pondok, Allah pun akan memberikan berkahnya kepada orang tua kita. Setiap huruf Al-Quran yang dibaca oleh anaknya, ortu kita pun kecipratan juga pahalanya. Wah! Ini sangat membahagian. Nah, kapan lagi mau membahagiakan ortumu??? So. Jadilah anak santri sekarang juga! Why not? Bisa jadi anak santri ….BERARTI kalian adalah anak-anak yang sudah dipilih oleh Allah untuk diberikan-Nya KADO TERINDAH buatmu ! Jangan nunggu mau kiamat guys.!. Buktikan bahwa kalianlah orang-orang terpilih selanjutnya setelah kami,,,Who The Next Generation ??”
Saat kelas 4SD aku sudah dituntun Allah untuk dibekali ilmu agama di suatu Pondok Pesantren yang dikenal dengan sebutan As-Syuhada.Awalnya aku merasa kesulitan bersosialisasi dan memahami mata pelajaran di sana. Tetapi aku tetap menjalaninya,walaupun terasa sulit aku percaya yang aku jalani pastilah akan memberikan manfaat di kehidupanku nanti.
Di Pesantren As-Syuhada aku jalani selama tiga tahun. Artinya aku menimba ilmu di sana dari kelas empat sampai kelas enam SD. Setiap sore setelah menuntut ilmu di SD, aku mengayuh sepeda ke Pesantren As-Syuhada. Sedikit pun aku tak pernah mengeluh dengan aktivitasku ini. Aku betul-betul menikmatinya.
Tepat di tahun 2007 aku lulus SDN Pelaihari 2 sekaligus aku juga lulus di Pondok Pesantren As-Syuhada. Setelah lulus, aku diajak oleh orang tua untuk survei ke beberapa pondok. Mungkin orang tuaku berpikir dengan mengajakku melihat beberapa pondok yang ada di Banjarmasin dan banjarbaru, akan tumbuh minatku untuk melanjutkan sekolah di sebuah pesantren. Dan ternyata, trik orang tuaku cukup ampuh. Aku akhirnya tertarik dengan salah satu pondok yang kulihat. Semua ini di luar dugaanku.
Dengan ucapan “Bismillah...”ku ayunkan kaki menembus gerbang Pondok ilmu dunia- akhirat, yaitu Pondok Pesantren Darul Hijrah Putri. Sedikit pun tak ada lagi keraguan di dalam hatiku.Aku semakin optimis setelah langkahku semakin jauh memasuki Pondok Ilmu tersebut. Perlahan senyum manis pun mulai terukir di bibirku,saat berpapasan dengan santri lainnya,dan ku coba untuk menyapa dan memperkenalkan diri.Thats right friend,my first day at boarding!!! ^_^
Hari itu,adalah hari dimana aku melakukan segala aktivitas tanpa keluarga,yang ada hanyalah teman.Aku ditempatkan di asrama Umi Hani tepatnya kamar 2.Di kamar itulah aku banyak mendapatkan teman dari berbagai daerah. Akupun mulai belajar beradaptasi dengan mereka.Seiring berjalannya waktu,kebersamaan kami semakin erat,suka duka kami jalani bersama.Namun, hal yang tidak kami inginkan pun terjadi. Keakraban,kebersamaan yang selama ini terjalin begitu eratnya harus dipisahkan dengan yang namanya “rotasi perpindahan kamar”.Tidak ada yang bisa kami perbuat, ini sudah menjadi aturan pondok yang harus kami taati. Tetesan airmata mulai tampak di wajah kami saat perpisahan itu terjadi.Yaah,walaupun perpisahkan ini hanya dibatasi oleh ruang yang berbeda dan jarak asrama yang berjauhan.Namun, itu menjadi suatu kesedihan tersendiri yang aku rasakan.
Perlahan,aku mulai beradaptasi kembali dengan teman baru dari berbagai daerah.Tentunya kesedihan kami mulai surut,saat kami menyadari hikmah dan berkah dari rotasi perpindahan kamar setiap satu semester.Yaaa,aku mulai bisa mengambil hikmahnya,yapp tentunya dengan begini aku mendapatkan teman yang lebih banyak dari sebelumnya.Kemampuan bersosialisasiku pun tentunya terus berkembang.
Tak terasa 2 tahun sudah ku jalani hari-hariku di pondok,sampai suatu saat aku mendapatkan suatu masalah yang sangat membuatku tertekan.Saat itu, teman akrabku entah kenapa malah menjauhiku,aku mulai merenungi kesalahan yang pernah aku perbuat,lalu aku meminta maaf. Setelah kejadian itu, batinku bukannya mnjadi tenang, aku merasa batin ini semakin terasa sakit.Sampai akhirnya aku izin pulang ke rumah nenek. Di sana aku langsung menghubungi kedua orangtuaku.Aku menangis sejadi-jadinya di telpon. Saat berbicara dengan ibuku, perasaan sedih tak dapat aku bendung saat itu hatiku betul-betul sakit.
”Sabar sayang,mama yakin kamu pasti bisa mengatasi hal ini .Jika kamu sedih cobalah baca ayat suci Alqur’an, yakinlah batinmu akan tenang.” Terdengar suara lembut ibuku dari kejauhan.
Tangisku semakin meledak ketika ku dengar suara lembut ibuku.
“Tapi Bu.., aku sudah gak tahan lagi,aku mau pindah..aku mau pindah!” Desakku.
“Iya…masalah pindah nanti kita bicarakan saat mama ada di pondok. Saat ini yang bisa kamu lakukan tenangkan dulu dirimu, ambil air Wudhu dan bacalah Al-Quran.” Ibuku kembali mencoba membujuk sekaligus menenangkanku.
“ Janji ya Bu…! Pintaku
“ Iya…sekarang coba kamu lakukan apa yang ibu nasihatkan.”
“Iya, Bu. Maafkan Veony ya Bu. Veony sudah terlalu banyak menyusahkan Ibu.”
“ Iya…”
“Assalamua’laikum…”
“Wa’alaikum salam.”
Aku bergegas mengambil air wudhu dan mengambil Al-Quran. Entah berapa lama aku membaca “surat cintanya Allah” . Aku betul-betul merasa tenang. Masalah yang menghimpitku sudah tidak kurasakan lagi. Setelah itu, aku pun tertidur.
3 Tahun berlalu....Apa yang terjadi teman,,,???”
Aku tetap melanjutkan pendidikanku di pondok. Siapa yang sangka, aku menghabiskan waktu menuntut ilmu di pondok sampai jenjang SLTA? Itu artinya, aku menuntut ilmu di pondok Darul Hijrah selama 6 tahun. Memang takdir ALLAH SWT itu adalah yang “TERBAIK”.
Mungkin yang menjadi pertanyaan mengapa aku bisa berubah pikiran ingin melanjutkan pendidikan sampai 6 tahun di pondok? Alasannya mungkin agak sedikit lucu dan aneh, maklum masih usia belasan tahun. Alasanya karena aku ingin merasakan jadi kaka tingkat OSDA, ingin dipanggil ukhty, dan lagi aku ingin merasakan menghukum orang karena suatu kesalahan. He…he alasanku tidak saja lucu dan aneh, tapi juga agak serem ya..? Kedengarannya sih, seperti itu ya teman. Tapi …jangan salah sangka dulu. Walaupun aku ingin sedikit serem, tapi …ternyata mukaku gak bikin adik tingkat takut.
Saat aku SMA kelas 11 ,aku terpilih menjadi Ibu kamar bagi murid baru loo. Awalnya ku kira jadi ibu kamar itu suatu hal yang melelahkan dan membosankan,tetapi setelah aku jalani “Woww its amazing, seru bangett guys...” Akrab dengan anak kamar, dan bayangin setiap Minggu, saat para murid baru dikunjungi sama ortu atau wali mereka, aku juga mendapat cipratan kebahagiaan tersendiri guys. Aku selalu mendapatkan “buah tangan” atau oleh-oleh dari anak kamar
Yaa mungkin itu sebagai tanda hormat dan sayang mereka pada ibu kamar. Menyenangkan pastinya,tapi eitzz jangan salah paham dulu yaa,,aku bukan ibu kamar yang matre loo,hehehhe tapi aku menerima dengan senang hati jika ada yang memberi.
Kalian tau guyss,, ada pengalaman yang tak terlupakan saat aku dan teman seangkatanku mengadakan acara akbar yaitu Panggung Gembira. Namanya juga “panggung”, tentunya haru sbikin panggung doing. Nah untuk bikin panggung, tentu yang lebih dahulu dikerjakan adalah bikin fondasi.
Nah, tahu gak? Untuk bikin fondasi panggung, santriwati yang punya otot baja dan tulang besi yang akan dikontrak oleh panitia. Maklum, santriwati ini harus mampu menancapkan beberapa bambu yang panjang dan besar sampai betul-betul bisa berdiri tegak.
Kebayang gak gimana sulitnya???”Jangan khawatir guys, pastinya mendirikan bambu gak sendirian,kami mendirikan bambu bersama-sama. Dengan menyatukan tekad, kekompakan, kekuatan, semangat, kerjakeras, dan tanggung jawab, aku dan teman lainnya akhirnya MAMPU mendirikan panggung 3 dimensi di lapangan ,tepatnya di depan asrama Umi Hani. (Wah! Pengalaman ini gak bakalan kamu temukan di sekolah lain. Ini hanya ada di pondok aja guys)
Di acara itu, Alhamdulillah, aku dipercayakan untuk ikut tampil di beberapa pertunjukan, di antaranya Madihin, Kabaret, Rudat, dan Tearikalisasi Puisi. Wow! aku gak pernah menyangka bisa ikut tampil di acara agenda tahunan pondok itu.
Sampai akhirnya, kelulusan pun sudah di depan mata, sebentar lagi aku resmi menjadi seorang Alumni Pondok Darul Hijrah Puteri. Alhamdulillah, seluruh angkatanku yang dikenal dengan sebutan “ GRASYRIEZ 14” dinyatakan lulus.
Ada beberapa teman yang melanjutkan di UNLAM, IAIN, UI, UGM,UNIBRAW, UMM bahkan ada yang ke YAMAN. Aku sendiri waktu itu ikut tes yang diadakan oleh TAZKIA BOGOR untuk anak santri. Ada beberapa santri yang lulus tes tersebut, salah satunya aku.
Mulanya orang tuaku keberatan untuk melepaskan aku kuliah ke Bogor. Namun dengan sholat istikharah, akhirnya Allah memberikan petunjuk untukku. Aku diizinkan untuk kuliah di Bogor. Bekal selama menjadi santri di darul hijrah menjadi alasan kedua orang tuaku untuk rela melepaskanku dalam jarak yang cukup jauh.
Di kampus ku yang sekarang ini STEI TAZKIA, ada beberapa organisasi dan UKM yang ada, aku memilih mengikuti Organisasi Lembaga Dakwah Kampus,Madina atau Jurnalistik,dan Restart Seni.Ya,aku ingin Organisasi yang aku ikuti di kampus bakalan bermanfaat nantinya ketika aku terjun ke masyarakat. Aku mulai berpikir,dengan mengikuti banyak organisasi,perlahan aku semakin bisa bersosialisasi.
Aku bisa seperti ini, tentunya tidak lepas dari pengalaman yang sudah kuperoleh sewaktu di pondok. Semua karena bimbingan, didikan, dan ilmu yang kudapatkan dari Pondok. Banyak hal yang kudapatkan di pondok bisa kuterapkan di lingkungan kampusku.
Aku sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari santri Pondok Darul Hijrah Putri. Sekarang aku betul-betul bisa merasakan banyak hal yang bermanfaat yang bisa kuterapkan dalam kehidupanku saat ini. Baik dalam hal tanggung jawab, kerja sama, kekompakkan, kedisiplinan, tenggang rasa, terlebih lagi dalam hal agama. Tak perlu diragukan lagi, PONDOK DARUL HIJRAH PUTRI benar-benar sebuah lembaga pendidikan yang tidak saja membekali santrinya dengan berbagai ilmu agama ,tapi juga IPTEK dan ilmu-ilmu lainnya sehingga mampu membentuk santri yang cerdas,berkualitas, berwawasan luas, dan santri yang berkarakter.
Pepatah mengatakan “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang ke tepian” itu lah pepatah yan paling tepat untuk santri yang ingin sukses. Jika kita menuntut ilmu di pondok, Allah pun akan memberikan berkahnya kepada orang tua kita. Setiap huruf Al-Quran yang dibaca oleh anaknya, ortu kita pun kecipratan juga pahalanya. Wah! Ini sangat membahagian. Nah, kapan lagi mau membahagiakan ortumu??? So. Jadilah anak santri sekarang juga! Why not? Bisa jadi anak santri ….BERARTI kalian adalah anak-anak yang sudah dipilih oleh Allah untuk diberikan-Nya KADO TERINDAH buatmu ! Jangan nunggu mau kiamat guys.!. Buktikan bahwa kalianlah orang-orang terpilih selanjutnya setelah kami,,,Who The Next Generation ??”
Langganan:
Postingan (Atom)